MAKALAH STRATEGI BELAJAR (KOGNITIF STRATEGI)
STRATEGI BELAJAR
(KOGNITIF STRATEGI)
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Nurdin,
M.Pd.
Oleh:
Kelompok 10
Ismail
Juwita Sari 15110400 1511040020
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
STRATEGI BELAJAR
(KOGNITIF STRATEGI)
“Disusun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran Matematika di Universitas Negeri
Makassar”
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Nurdin,
M.Pd.
Oleh:
Kelompok 10
Ismail
Juwita Sari 15110400 1511040020
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
ABSTRAKSI
Makalah yang
berjudul “Strategi Belajar (Strategi
Kognitif)” ini terdiri atas 3 bab. Bab I yaitu
pendahuluan, berisi latar belakang, pembatasan masalah dan tujuan penulisan.
Latar belakang berisi penjelasan
singkat berkaitan dengan judul makalah ini. Pada latar belakang dijelaskan
bahwa strategi belajar sangat diperlukan untuk mencapai kompetensi yang baik.
Hal tersebut melatarbelakangi munculnya pemikiran untuk menyusun makalah ini
agar para pembaca dapat mengetahui lebih jauh tentang strategi belajar yang
akan berguna bagi pengembangan kompetensi mereka. Dari latar belakang tersebut, dibuat
pembatasan masalah agar terlihat jelas
hal-hal apa saja yang akan dibahas dalam makalah ini karena pembatasan masalah merupakan
pokok-pokok atau kerangka garis besar dari permasalahan yang akan dibahas. Selanjutnya, bagian terkahir pada bab ini yaitu tujuan penulisan. Penulis menyatakan tujuannya melakukan
penulisan makalah ini di bagian tujuan penulisan.
Bab II, yaitu pembahasan
yang berisi materi-materi yang sesuai dengan judul makalah ini. Judul dari
setiap pokok pembahasan berasal dari pembatasan masalah yang telah dicantumkan
pada bab 1.
Bab III, yaitu penutup. Pada bab
terakhir inilah dijelaskan kesimpulan dari hasil pembahasan pada bab 2. Pada
bagian simpulan inilah kita dapat melihat rangkuman dari seluruh pokok pembahasan.
Selain simpulan, pada bab ini juga terdapat saran yang disampaikan penulis
kepada para pembaca makalah ini.
KATA PENGANTAR
Teriring ucap
syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas semua berkah, rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang
berjudul “Strategi Belajar (Kognitif Strategi)” ini kami susun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika di
Universitas Negeri Makassar. Adapun tujuan lain dari penyusunan makalah ini
yaitu sesuai dengan judulnya, untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
strategi belajar, khususnya tentang strategi kognitif.
Makalah ini kami
susun dalam bentuk kalimat efektif dan mudah dipahami sehingga para pembaca
mampu memahami maksud dan isi makalah ini. Namun, kami juga menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami minta kepada
para pembaca untuk memberikan saran atau masukan yang membangun demi perbaikan
makalah ini.
Tak lupa pula
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yaitu
Bapak Prof. Dr. H. Nurdin,
M.Pd. yang telah memberikan arahan kepada
kami mengenai tata cara penyusunan makalah ini. Serta tak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada orang tua kami yang senantiasa memanjatkan doa dan
memberi semangat untuk kami selama proses penyusunan makalah ini. Sekali lagi
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama
proses penyusunan makalah ini. Tanpa mereka tidak mungkin makalah ini dapat
terselesaikan.
Akhir kata, kami
ucapkan selamat belajar kepada para pembaca makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembacanya, khususnya bagi para pelajar agar mereka
mengetahui lebih mendalam mengenai strategi belajar.
Makassar, September
2016
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
ABSTRAKSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
B. Pembatasan
Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Strategi Belajar (Strategi
Kognitif)
B. Latar Belakang Berkembangnya Strategi
Kognitif
C.
Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan
Kognitif Individu
D.
Klasifikasi
Strategi Kognitif
E.
Fungsi Strategi Kognitif
F. Peranan
Strategi Kognitif dalam Berbagai Aspek
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pada mulanya istilah strategi digunakan
dalam dunia militer dan diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan
militer untuk memenangkan suatu peperangan. Orang yang berperang dalam mengatur
strategi untuk memenangkan peperangan sebelum melakukan tindakan, ia akan
menimbang bagaimana kekuatan pasukan yang dimilikinya baik dilihat dari
kuantitas maupun kualitasnya. Setelah semuanya diketahui, baru kemudian ia akan
menyusun tindakan yang harus ia dilakukan baik tentang siasat peperangan,
taktik dan teknik peperangan maupun waktu yang tepat untuk melakukan serangan.
Dengan demikian, dalam menyusun strategi, perlu memperhitungkan berbagai faktor
baik dari dalam maupun dari luar.
Seiring
berjalannya waktu, istilah strategi dipakai dalam
banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Di dalam konteks belajar
mengajar, strategi berarti pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam
perwujudan kegiatan balajar mengajar. Istilah lain yang juga dipergunakan untuk
maksud ini adalah model-model mengajar.
Belajar adalah proses mental yang aktif untuk
mendapatkan, mengingat dan menggunakan pengetahuan. Belajar merupakan aktivitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks sehingga untuk mempelajari segala
sesuatu yang ada di sekelilingnya, setiap individu mempunyai strategi belajar
tertentu. Strategi belajar ini disebut strategi kognitif.
Strategi
kognitif merupakan suatu macam keterampilan
intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi proses belajar dan
berpikir. Strategi kognitif bermanfaat bagi pelajar untuk belajar mandiri
karena dengan strategi kognitif, mereka dapat mendayagunakan segala
keterampilan intelektual yang pernah mereka pelajari. Dengan demikian, jelas
bahwa strategi kognitif sangat penting bagi siapa pun untuk mencapai kompetensi
yang baik. Atas dasar inilah kami menyusun makalah yang berjudul
“Strategi Belajar (Kognitif Strategi)” ini agar para pembaca dapat mempelajari
secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan strategi kognitif yang akan
sangat berguna bagi proses belajar mereka.
B. Pembatasan
Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dibuat beberapa
pembatasan masalah sbb:
1.
Pengertian
strategi belajar (strategi kognitif).
2.
Latar
belakang berkembangnya strategi kognitif.
3.
Faktor-faktor
pendukung perkembangan kognitif individu.
4.
Klasifikasi
strategi kognitif.
5.
Fungsi
strategi kognitif.
6.
Peranan strategi kognitif dalam berbagai aspek.
C. Tujuan
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, adapun tujuan yang hendak kami
capai melalui penyusunan
makalah ini yaitu:
1.
Untuk
mengetahui pengertian strategi belajar (strategi kognitif).
2.
Untuk
mengetahui latar belakang berkembangnya strategi kognitif.
3.
Untuk
mengetahui faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif individu.
4.
Untuk
mengetahui klasifikasi strategi kognitif.
5.
Untuk
mengetahui fungsi strategi kognitif.
6.
Untuk
mengetahui peranan
strategi kognitif dalam berbagai aspek.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Strategi Belajar (Strategi Kognitif)
1.
Pengertian
Belajar
Belajar merupakan proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari
masa kecil sampai akhir hayat seseorang. Berikut ini pendapat beberapa ahli
tentang definisi belajar:
a) Gagne (1984) mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses di mana organisme berubah perilakunya yang
diakibatkan oleh pengalaman.
b) Harold Spear mendefinisikan bahwa
belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru. Belajar
adalah perubahan perilaku seseorang akibat pengalaman yang ia dapat melalui
pengamatan, pendengaran, membaca dan meniru.
Menurut pendapat Gagne (1988) ada 5 kemampuan-kemampuan
yang diperoleh sebagai hasil belajar, yaitu sbb:
1.
Keterampilan
Intelektual, merupakan keterampilan pikiran. Keterampilan ini merupakan penampilan-penampilan
yang ditunjukkan oleh seseorang atau siswa tentang operasi-operasi intelekual
yang dapat dilakukannya.
2.
Strategi
Kognitif, merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang
digunakan seseorang untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian,
belajar, mengingat dan berpikir (Gagne, 1985).
3.
Informasi
Verbal, yang termasuk verbal ialah nama atau label, fakta dan pengetahuan.
Tujuan akhir pelajaran informasi verbal adalah seseorang mengetahuinya (mampu
mengingatnya). Informasi verbal diperoleh seseorang melalui pendengaran
(kata-kata yang diucapkan oleh orang lain, radio, tv dan sejenisnya) dan
melalui membaca.
4.
Keterampilan
Motorik, mencakup kegiatan-kegiatan fisik dan keterampilan intelektual.
5.
Sikap
(afektif), merupakan salah satu ranah perilaku manusia atau siswa yang
merupakan kegiatan dari tujuan pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari
ranah kognitif dan psikomotorik. Jujur, sopan, ramah, suka menolong orang lain,
hati-hati, rajin, kreatif, kritis, disiplin dan sejenisnya merupakan
sikap-sikap positif yang harus dibentuk dan dikembangkan pada diri setiap
peserta didik.
2.
Pengertian
Strategi Belajar (Strategi Kognitif)
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang artinya suatu usaha untuk
mencapai suatu kemenangan dalam peperangan karena memang pada awalnya, kata
strategi hanya digunakan dalam lingkungan militer. Namun seiring berjalannya
waktu, istilah strategi kemudian digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki
esensi yang relatif sama termasuk diadopsi ke dalam konteks belajar yang
disebut dengan istilah strategi belajar.
Strategi belajar yang dimiliki oleh setiap individu
tidak selalu sama. Mereka punya strategi-strategi belajar tertentu. Strategi
belajar inilah yang disebut strategi kognitif. Sebelum membahas lebih jauh
tentang pengertian strategi kognitif, sebaiknya kita harus mengetahui terlebih
dahulu apa itu “kognitif”.
Kognitif adalah sebuah istilah yang
digunakan psikolog untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan
dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan
masalah dan merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,
menilai dan memikirkan lingkungannya (Desmita, 2006 :103).
Pada penjelasan diatas, dikatakan bahwa
kognitif digunakan psikolog untuk
menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pikiran, ingatan dsb. Berarti, strategi kognitif juga berhubungan dengan
aktivitas atau prosedur-prosedur mental.
Secara etimologis, istilah cognitive strategy (strategi kognitif) diturunkan dari
dua kata kerja
Latin,
yaitu: co-agitare yang antara lain berarti memikirkan, merencanakan, merancang,
mereka-reka;
dan strategema,
atis yang berarti
siasat. Dengan demikian, strategi kognitif adalah siasat untuk mengerti. Tetapi
strategi kognitif tidak identik dengan intellectual skill (keterampilan
intelektual)
karena keterampilan
intelektual lebih berorientasi pada interaksi belajar sebagai individu dengan
lingkungan belajarnya, yaitu angka, kata-kata (bahasa), simbol, rumus, prinsip, prosedur dan
sebagainya. Sedangkan
strategi
kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk mengontrol interaksinya dengan
lingkungan.
Kemampuan strategi kognitif menyebabkan
proses berpikir unik di dalam menganalisis, memecahkan masalah dan di dalam
mengambil keputusan. Kemampuan dan keunikan berpikir tersebut disebut sebagai
executive control atau control tingkat tinggi, yaitu analisis yang tajam, tepat
dan akurat. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Gagne (telah dibahas pada bagian A.1) bahwa strategi kognitif merupakan suatu
proses kontrol.
Berikut
ini pendapat beberapa ahli tentang strategi kognitif:
1. Robert M. Gagne
Menurut Robert M.Gagne, strategi
kognitif adalah kemampuan internal yang terorganisasi yang dapat membantu
pelajar dalam proses belajar, proses berpikir, memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
2. Bell-Gredler
Menurut Bell-Grelder, strategi
kognitif adalah
proses berpikir
induktif. Ketika
mempelajari sesuatu, seseorang membuat suatu generalisasi dari fakta, konsep dan prinsip yang tidak berkaitan dengan ilmu yang
dimilikinya, melainkan menggunakan kemampuan berpikir internalnya sehingga
dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu yang dimilikinya. Dengan kata lain, strategi
kognitif merupakan kapabilitas yang mengatur cara bagaimana siswa mengelola
belajarnya.
3. Rigney
Strategi kognitif adalah operasi-operasi
atau prosedur-prosedur mental yang bisa digunakan individu untuk mendapatkan,
menahan serta mengambil kembali berbagai pengetahuan dan kepandaian.
4. Weinstein dan Mayer
Strategi kognitif mencerminkan bagaimana
seseorang belajar, mengingat dan berpikir serta bagaimana memotivasi diri
mereka sendiri.
5. Jonassen
Jonassen berkesimpulan bahwa
strategi-strategi kognitif merepresentasikan kegiatan-kegiatan kognitif yang
sangat luas yang mendukung pembelajaran seseorang.
B.
Latar Belakang
Berkembangnya Strategi Kognitif
Strategi kognitif berkembang berdasarkan paradigma
konstruktivistik. Konstruktivisme dikembangkan luas
oleh Jean Piaget. Ia dikenal sebagai seorang psikolog, namun pada akhirnya
lebih tertarik pada filsafat konstruktivisme dalam proses belajar. Prinsip
belajar konstruktivisme yaitu guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan
kepada siswa, tetapi siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam
pikiran mereka. Sehingga dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, siswa
perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah dan bergelut dengan ide-ide. Siswa
harus mengkonstruksi pengetahuan di benak mereka sendiri. Dengan dasar itu,
maka belajar dan pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi”
bukan “menerima” pengetahuan.
Paradigma konstruktivisme oleh Jeans Piaget
inilah yang melandasi timbulnya strategi kognitif yang disebut teori
Metakognisi. Metakognisi merupakan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dalam
mengatur dan mengontrol proses berpikirnya.
Paradigma konstruktivistik dan teori metakognisi
melahirkan prinsip reflection in action.
Reflection in action merupakan gambaran tentang proses belajar bahwa
proses belajar diawali dari pengalaman nyata yang dialami oleh si pembelajar.
Kemudian, pengalaman tersebut direfleksi secara individual. Dengan demikian
pada dasarnya proses pembelajaran strategi kognitif merupakan proses reflection
in action.
Selanjutnya, strategi
kognitif berkembang dalam waktu yang cukup lama dan panjang sebagai hasil dari
pendidikan. Dalam hal ini, proses belajar merupakan proses yang penting dalam
pengembangan strategi kognitif seseorang. Strategi kognitif dikembangkan
melalui proses refleksi perilaku ketika seseorang menghadapi masalah dalam
proses belajarnya.
C.
Faktor-Faktor Pendukung Perkembangan Kognitif
Individu
Hasil belajar
setiap orang berbeda dari orang lain karena strategi kognitif setiap orang pun
tak pernah benar-benar sama. Kemampuan internal yang dimiliki dan atau
dilakukan setiap orang berbeda dari orang lain. Keunikan setiap orang dalam
mengolah informasi hingga pengambilan keputusan itu lazim disebut sebagai executive
control, kontrol tingkat tinggi. Perbedaan itu disebabkan oleh adanya
faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif setiap orang, yaitu sbb:
1. Kedewasaan (maturasi)
2. Pengalaman fisik
3. Pengalaman logika-matematik
4. Transmisi sosial
5. Pengendalian diri (ekuilibrasi)
D.
Klasifikasi Strategi Kognitif
Menurut Jonassen, secara umum strategi kognitif dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sbb:
1.
Strategi Utama
Strategi
utama dipakai langsung pada materi yang dipelajari, yaitu merepresentasikan
kegiatan-kegiatan pemrosesan informasi. Ada dua jenis strategi utama, yaitu
sbb:
a) Strategi Pemrosesan Materi
(informasi)
Strategi
pemrosesan materi mengutamakan kegiatan-kegiatan pemrosesan secara langsung. Strategi
pemrosesan materi dikelompokkan menjadi 3 yaitu sbb:
1)
Strategi Mengulang (Rehearsal)
Agar terjadi pembelajaran, pelajar
harus melakukan tindakan pada informasi baru dan menghubungkan informasi baru
tersebut dengan pengetahuan awal. Strategi yang digunakan untuk proses
pengkodean ini disebut strategi mengulang (rehearsal). Strategi
mengulang terbagi
dua, yaitu sbb:
(a)
Strategi Mengulang Sederhana (rote rehearsal)
Strategi mengulang sederhana yaitu sekedar
mengulang dengan keras atau dengan pelan informasi yang ingin kita hafal. Misalnya digunakan untuk menghafal nomor
telepon dan arah ke satu tempat tertentu dalam jangka waktu pendek.
(b)
Strategi Mengulang Kompleks
Penyerapan bahan yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks,
yaitu perlu melakukan upaya lebih jauh dari sekedar mengulang informasi. Misalnya, seorang pelajar
tidak dapat mengingat seluruh kata atau ide dalam sebuah buku hanya dengan
mambaca buku itu keras-keras. Sehingga yang dapat dilakukan adalah menggarisbawahi
ide-ide utama (under lining) dan membuat catatan pinggir (marginal
note).
Menggarisbawahi ide-ide kunci dari suatu teks adalah
suatu teknik yang kebanyakan telah dilakukan oleh pelajar. Menggarisbawahi membantu pelajar untuk belajar lebih
banyak dari teks karena beberapa alasan. Pertama,
menggarisbawahi secara fisik menemukan ide-ide kunci sehingga pengulangan dan
penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua, proses pemilihan apa yang digarisbawahi
membantu dalam menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada.
Sayangnya pelajar
tidak selalu
menggunakan prosedur menggarisbawahi secara efektif karena terkadang mereka juga
menggarisbawahi informasi yang tidak relevan. Hal ini biasanya terjadi pada pelajar SD atau SLTP yang
mengalami kesulitan menentukan informasi mana yang penting atau kurang penting.
Untuk melengkapi garis bawah, dapat dilakukan dengan membuat catatan
pinggir dan catatan lain. Dengan menulis catatan-catatan dan komentar-komentar maka pelajar akan lebih mudah untuk memahami maksud dari teks yang telah
mereka garisbawahi.
2)
Strategi Organisasi
Teknik dasar strategi organisasi yaitu
menyusun materi yang akan dipelajari ke dalam suatu kerangka. Misalnya, sekumpulan
kata yang harus diingat diatur menjadi kategori-kategori yang bermakna. Berikut ini beberapa strategi
organisasi yang umum digunakan:
(a)
Outlining
Dalam outlining
atau membuat kerangka garis besar, siswa belajar menghubungkan berbagai macam
topik atau ide dengan beberapa ide utama.
(b)
Spatial
Spatial merupakan suatu strategi
untuk menunjukkan hubungan antar hal yang satu dengan yang lain. Dalam kategori
ini termasuk “frames” (tabel) dan “concept maps” (peta konsep).
(c)
Mnemonics
Mnemonics berhubungan dengan
teknik-teknik atau strategi-strategi untuk membantu ingatan dengan membantu
membentuk assosiasi yang secara alamiah tidak ada. Suatu mnemonics membantu
untuk mengorganisasikan informasi yang mencapai memori kerja dalam pola yang
dikenal sedemikian rupa sehingga informasi tersebut lebih mudah dicocokkan
dengan pola skema di memori jangka panjang. Contoh mnemonics yaitu chunking (pemotongan), akronim (singkatan)
dan kata berkait (Link-work).
Chunking merupakan
strategi mengorganisasikan sesuatu secara sistematis melalui proses mengurutkan
(order), mengklasifikasi (classify) dan menyusun (arrange). Chunking dapat
membantu seseorang untuk mengolah data yang sangat banyak atau proses yang
sangat kompleks. Melalui chunking, seseorang memilah-milah masalah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil kemudian menyusun bagian-bagian tersebut secara
berurut.
Misalnya
seseorang dapat mengingat nomor telepon 10 angka karena ia telah membaginya
dalam tiga kelompok, yaitu kode wilayah, kode tempat dan tiga nomor orang yang dituju.
Kemudian, akronim yaitu singkatan misalnya ABRI
merupakan singkatan dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Sedangkan kata berkait merupakan suatu mnemonics untuk belajar kosa kata
bahasa asing.
3)
Strategi Elaborasi
Elaborasi merupakan strategi pemrosesan
dimana informasi dielaborasi dengan menambahkan informasi sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Strategi elaborasi membantu
pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang
dengan menciptakan gabungan dan hubungan antara informasi baru dengan apa yang
telah diketahui.
Strategi elaborasi dapat dilakukan dengan pembuatan catatan, menerapkan PQ4R
dan menggunakan strategi bridging.
(a) Pembuatan
Catatan
Sejumlah besar informasi
diberikan kepada pelajar melalui
presentasi dan demonstrasi guru. Pembuatan catatan membantu pelajar dalam
mempelajari informasi ini secara singkat dan padat serta menyimpan informasi untuk ulangan dan
dihafal kelak.
(b) PQ4R
Metode PQ4R digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca.
P singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), Q adalah question
(bertanya), dan 4R singkatan dari read (membaca), reflect
(refleksi), recite (tanya-jawab sendiri), review (mengulang
secara menyeluruh). Melakukan preview dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sebelum membaca mengaktifkan pengetahuan awal dan mengawali proses pembuatan
hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui. Mempelajari
judul-judul atau topik-topik utama membantu pembaca sadar akan organisasi
bahan-bahan baru tersebut sehingga memudahkan perpindahannya dari memori jangka
pendek ke memori jangka panjang.
(c)
Bridging
Bridging merupakan strategi untuk
menjembatani pemahaman seseorang melalui “metafor” (perumpamaan) atua analogi. Metafor
atau analogi merupakan strategi pengandaian yang dapat menjembatani suatu
konsep baru dengan menggunakan konsep yang sudah dipahami sebelumnya. Misalnya, seorang guru dapat
mengantarkan suatu pelajaran tentang bagaimana mekanisme perlawanan penyakit di
dalam tubuh manusia dengan meminta siswa membayangkan suatu peperangan dan
membayangkan peperangan tersebut sebagai suatu analogi bagaimana tubuh kita
melawan infeksi.
Contoh
lain yaitu untuk memperkenalkan cara kerja jantung, biasanya guru mengandaikan
jantung sebagai pompa sehingga siswa membayangkan cara kerja pompa sebagai cara
kerja jantung. Hal terpenting pada strategi ini yaitu analogi yang diberikan
harus benar-benar dikenali siswa sehingga siswa akan mudah mengingat konsep
baru yang dikaitkan dengan analogi tersebut.
b) Strategi Kognitif Aktif
Strategi-strategi kognitif aktif mengasumsikan proses
kognitif tertentu dari materi. Strategi kognitif aktif meliputi sistem belajar
seperti MURDER atau SQ3R.
1) MURDER
MURDER adalah singkatan dari Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review. Dalam bahasa Indonesia, artinya
yaitu Suasana Hati Ceria-Pahami-Ulang-Telaah-Kembangkan-Pelajari Kembali.
(a)
Mood (Suasana Hati)
Disini adalah bagaimana bisa membangun
suasana hati yang mendukung. Suasana hati dapat dibangun dengan menentukan
waktu, lingkungan dan sikap terhadap belajar yang paling pas untuk diri
sendiri. Contoh, ada orang yang suka belajar sambil mendengar musik.
(b)
Understand (Pahami)
Bacalah materi yang ingin dipahami. Beri
tanda pada hal yang belum dimengerti kemudian cari tahu melalui diskusi,
bertanya atau melalui internet. Yang terpenting di sini yaitu tidak pernah malu
untuk bertanya.
(c)
Recall (Ulangi)
Setelah mempelajari suatu topik, ulangilah
kembali topik tersebut. Caranya dengan membuat rangkuman yaitu menyajikan inti
materi pokok yang penting.
(d)
Digest (Telaah)
Di sini adalah kembali mencerna apa yang
belum dipahami. Bacalah kembali rangkuman yang telah dibuat, termasuk catatan
yang belum dipahami.
(e)
Expand (Kembangkan)
Di tahap ini adalah mengembangkan apa yang
telah dipelajari. Misalnya, setelah mempelajari suatu materi, kembangkan materi
tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan seputar materi tersebut
kemudian carilah jawabannya.
(f)
Review (Pelajari Kembali)
Bagian terakhir yaitu mempelajari kembali
materi yang telah dipelajari dan mengulangnya lagi. Jika kita pernah membaca
materi dan mengulangnya maka akan memudahkan pemahaman terhadap materi itu.
2) SQ3R
Strategi belajar SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, Review) merupakan penimbul pertanyaan dan tanya jawab yang dapat
mendorong pembaca teks melakukan pengolahan materi secara mendalam dan luas.
Langkah-langkah strategi SQ3R, yaitu sbb:
(a) Survey
Langkah
pertama dalam strategi SQ3R adalah survey, yaitu pengajar perlu membantu dan
mendorong anak didiknya untuk meneliti secara singkat seluruh struktur pokok
kajian. Tujuannya agar peserta didik mengetahui panjangnya pokok kajian, judul
bagian dsb. Dalam melakukan survey, peserta didik menandai bagian-bagian
tertentu untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada langkah
selanjutnya.
(b) Question
Pengajar
memberikan petunjuk kepada anak didiknya untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan
yang jelas, singkat dan relevan. Pertanyaan yang dibuat bisa menggunakan rumus
5W+1H.
(c) Read
Pengajar
akan menyuruh anak didiknya untuk membaca secara aktif dalam rangka mencari
jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Proses membaca difokuskan pada
paragraph-paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban yang relevan dengan
pertanyaan tadi.
(d) Recite
Recite
merupakan latihan untuk meningkatkan kembali pemahaman tentang materi pelajaran
dengan memberi penekanan pada butir-butir penting yang dapat dilakukan dengan
mendengarkan sendiri, menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
(e) Review
Review atau pengulangan diperlukan
untuk mencegah adanya ide-ide yang terlupakan.
2.
Strategi Pendukung
Menurut Jonassen, selain strategi utama yang beroperasi
langsung pada informasi, individu juga selayaknya menggunakan strategi
pendukung. Strategi-strategi pendukung dimaksudkan untuk mendukung pemrosesan
informasi dengan membantu individu untuk memelihara orientasi belajar yang
baik. Strategi pendukung ini meliputi strategi-strategi sistem belajar, seperti
penetapan tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi dan tehnik-tehnik
relaktasi serta strategi-strategi Metalearning.
Dalam kaitannya dengan Metalearning, Flavell dan Wellman menemukan
bahwa individu yang lebih pandai, lebih cakap dalam menyeleksi dan menggunakan
strategi yang sesuai untuk memonitor proses penyimpanan dan pengambilan
informasi mereka. Individu yang baik tetap sadar untuk memonitor
pembelajaraannya secara lebih konsisten.
Brezin mengidentifikasi lima kelompok strategi Metalearning
(atau bisa disebut sebagai strategi monitoring) yaitu sbb:
a) Strategi Perencanaan, meliputi
seleksi (identifikasi sasaran belajar), persiapan (mengaktifkan skemata yang
relevan), pengukuran (menentukan kesulitan atau kedalaman proses yang
diperlukan) dan estimasi (memprediksi kebutuhan proses informasi dari tugas).
b) Strategi Atttending, meliputi
pendekatan, pencarian (menghubungkan informasi yang disajikan dengan ingatan),
pengkontrasan (membandingkan informasi yang disajikan dengan ingatan) dan
validasi (konfirmasi informasi yang disajikan dengan pengetahuan yang sudah
ada).
c) Strategi Encoding, meliputi
elaborasi (mencoba mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang telah ada)
dan menghubungkan secara kualitatif (mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang telah ada secara lebih dalam).
d) Strategi Review, meliputi konfirmasi
(pengggunaan informasi baru) pengulangan (mempraktekkan recall) dan perbaikan
(revise).
e) Strategi Evaluasi, mencakup
pengujian (menentukan konsistensi materi baru) dan penilaian (penilaian
informasi).
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi strategi-strategi Metalearning
lebih kepada memonitor proses mengetahui daripada menghasilkan pemahaman.
Sementara itu, strategi-strategi pemrosesan informasi lebih kepada menghasilkan
pemahaman informasi.
E.
Fungsi
Strategi Kognitif
Objek
strategi kognitif ialah proses berpikir individu atau siswa itu sendiri.
Seperti telah dijelaskan pada bagian A.2 bahwa strategi kognitif tidak identik
dengan keterampilan intelektual. Strategi kognitif tidak terpengaruh secara
kritis oleh pelaksanaan pembelajaran, menit demi menit. Karena strategi
kognitif objeknya adalah kemampuan internal individu atau siswa jadi dikendalikan
oleh masing-masing individu atau siswa itu sendiri. Maka, dapat dikatakan bahwa
strategi kognitif berfungsi untuk menunjang individu atau siswa untuk belajar
dan berkembang dengan sendirinya sehingga individu atau siswa tersebut dapat
berpikir secara mandiri.
Selain
menunjang individu untuk berpikir secara mandiri, strategi kognitif juga
berfungsi membantu individu dalam memilih alternatif strategi pemecahan masalah
yang paling tepat diantara sekian banyak pilihan. Hal ini disebabkan karena
masalah yang dihadapi individu tidak selalu sama dengan yang pernah ia alami
sebelumnya. Sehingga, keterampilan intelektual saja tidak memadai. Harus ada
pengorganisasian dan kontrol terhadap proses belajar individu itu.
Pengorganisasian dan kontrol itulah yang disebut strategi kognitif.
Kemudian,
Bruning dan Jonassen berpendapat bahwa strategi kognitif memfasilitasi transfer
informasi
dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Hal ini disebabkan karena
individu yang memiliki strategi kognitif yang baik pasti memiliki
strategi-strategi khusus untuk memroses informasi yang telah diterimanya ke
dalam bentuk yang lebih mudah diingat.
Fungsi lain strategi kognitif yaitu untuk menjadikan
individu menjadi individu yang kompeten. Pressley berkeyakinan bahwa kompetensi
sering merupakan hasil dari penggunaan strategi yang tepat dan bukan
dikarenakan kemampuan superior pribadi atau kerja keras belaka. Menurut
Pressley, Borkowski & Schneider, pengguna strategi yang baik adalah
seseorang yang mempunyai suatu varitas strategi dan menggunakan
prosedur-prosedur tersebut untuk mengatasi tantangan kognitif. Hal ini
diperkuat lagi oleh Pressley yang didasarkan pada hasil penelitian yang
membuktikan bahwa individu yang sukses memiliki strategi kognitif yang lebih
baik daripada individu yang kurang sukses.
Individu yang memiliki strategi kognitif yang baik adalah
individu yang memiliki kesadaran metakognisi. Artinya, yang bersangkutan tidak
hanya memiliki strategi-strategi dalam pemrosesan informasi, tetapi juga
memiliki strategi-strategi metalearning. Hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa individu berkesadaran metakognitif lebih
strategis dan bertindak lebih baik dibanding individu yang tidak berkesadaran
metakognitif (Garner & Alexander, 1989; Pressley & Ghatala, 1990 dalam
Schraw & Dennison, 1994). Salah satu sebabnya adalah karena kesadaran
metakognitif memungkinkan seseorang untuk merencanakan, merangkai dan memonitor
belajarnya dengan cara yang langsung meningkatkan kepandaiannya. Hal ini
diperkuat oleh Resnick (1989) yang menyatakan bahwa individu yang sukses
cenderung mengelaborasi dan mengembangkan penjelasan dari buku atau materi lain
secara mandiri serta cenderung memonitor pemahaman sendiri. Lebih jauh Schraw
& Dennison (1994) menyebutkan bahwa perbedaan dalam penggunaan strategi dan
kepandaian lebih berkaitan dengan perbedaan kesadaran metakognitif daripada
dengan perbedaan dalam bakat intelektual.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
kompetensi yang optimal, individu harus memiliki strategi kognitif. Strategi
kognitif yang selayaknya dimiliki tidak hanya strategi-strategi utama, seperti
strategi-strategi pemrosesan informasi
yang bekerja lebih kepada menghasilkan pemahaman informasi,
tetapi juga strategi-strategi pendukung, yang berfungsi memonitor proses
belajar agar iklim belajar yang memadai dapat terpelihara. Semakin banyak
strategi kognitif yang dimiliki atau dikuasai, semakin besar peluang seseorang
untuk memiliki strategi kognitif yang baik. Selanjutnya, semakin baik strategi
kognitif yang digunakan, semakin besar peluang seseorang untuk menjadi individu
yang kompeten.
![](file:///C:/Users/ISMAIL~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
F.
Peranan
Strategi Kognitif dalam Berbagai Aspek
1.
Peran Strategi
Kognitif dalam Pembelajaran Matematika
Strategi kognitif
berpotensi digunakan dalam semua cabang ilmu Matematika. Tergantung dari
bagaimana seorang guru mengarahkan siswanya untuk menemukan rumus-rumus atau
teorema-teorema yang berkaitan dengan cabang ilmu matematika yang diajarkan.
Misalanya pelajaran bidang datar, awalnya siswa hanya diberitahu tentang luas
segi empat. Selanjutnya siswa diminta menemukan sendiri bagaimana mendapatkan
rumus luas segitiga, layang-layang, belah ketupat, trapesium, lingkaran, dan
sebagainya. Jika guru menerapkan metode seperti itu, maka siswa akan berpikir
secara mandiri dan menggunakan strategi kognitifnya masing-masing.
2.
Peran Strategi
Kognitif dalam Akselerasi Pembelajaran
Kelas akselerasi merupakan kelas
percepatan pembelajaran yang disajikan kepada peserta didik yang memiliki
kemampuan lebih atau istimewa dengan materi-materi atau kurikulum yang padat
sehingga dalam waktu lebih pendek mereka dapat menyelesaikan pendidikannya.
Jika
pembelajaran akselerasi berhasil dalam pelaksanaannya dimana tujuan yang
diharapkan juga tercapai maka diperoleh beberapa segi positif, yaitu peserta
didik yang potensial dapat menyelesaikan pendidikannya lebih cepat dari waktu
biasanya, efisien dalam waktu dan efisien dalam biaya.
Dave
Meier menulis beberapa prinsip pokok akselerasi pembelajaran, yaitu:
a.
Adanya
keterlibatan total pembelajar dalam meningkatkan pembelajaran.
b.
Belajar
bukanlah mengumpulkan informasi secara pasif, melainkan menciptakan pengetahuan
secara aktif.
c.
Kerjasama
di antara pembelajar sangat membantu meningkatkan hasil belajar.
d.
Belajar
berpusat aktivitas sering lebih berhasil daripada belajar berpusat presentasi.
e. Belajar berpusat aktivitas dapat dirancang
dalam waktu yang jauh lebih singkat daripada waktu
yang diperlukan untuk merancang pengajaran dengan presentasi.
Tuntutan agar pembelajaran akselerasi mampu
memenuhi harapan sebagaimana diuraikan di atas, antara lain dapat dipenuhi
dengan mengupayakan proses pembelajaran sedemikian rupa. Salah satu upaya yang
dapat dipilih adalah menerapkan strategi kognitif dalam proses tersebut atau
pembelajaran strategi kognitif. Pembelajaran strategi kognitif menurut EduTech
Wiki adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan perkembangan
keterampilan berpikir dan proses-proses sebagai suatu alat untuk meningkatkan
belajar.
Jika strategi kognitif dilaksanakan
secara konsekuen dan ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai maka
proses belajar dan pembelajran akselarasi dapat membawa hasil, di mana peserta
didik dapat menyelesaikan pendidikannya dengan hasil sebagaimana diharapkan dan
dengan waktu yang lebih pendek.
3.
Peran
Strategi Kognitif di Perguruan Tinggi
Mahasiswa adalah individu-individu yang telah dewasa baik secara fisik,
afektif, sosial, maupun kognitif. Mereka secara teoritis adalah individu-individu
yang telah mampu menangani aktivitas belajar dan berpikirnya sendiri. Dengan
kemampuan mengatur kegiatan kognitif pada diri sendiri, mereka akan semakin
baik pula pemikirannya.
Berkenaan dengan uraian singkat di atas dapat dinyatakan bahwa proses
belajar dan pembelajaran di perguruan tinggi akan lebih baik jika
pelaksanaannya merupakan aplikasi dari strategi kognitif. Peranan strategi
kognitif di perguruan tinggi sangat diperlukan karena materi belajar mahasiswa
lebih banyak berupa konsep-konsep dan teori-teori. Sehingga, mahasiswa dilatih
berpikir mandiri dan menggunakan strategi kognitif sebaik mungkin.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab 2, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu sbb:
1.
Secara etimologis, istilah cognitive strategy (strategi kognitif) diturunkan dari
dua kata kerja
Latin,
yaitu: co-agitare yang antara lain berarti memikirkan, merencanakan,
merancang, mereka-reka; dan strategema, atis yang berarti
siasat. Dengan demikian, strategi kognitif adalah siasat untuk mengerti.
2.
Strategi kognitif berkembang berdasarkan
paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivisme
inilah yang melandasi timbulnya strategi kognitif yang disebut teori
Metakognisi. Paradigma konstruktivistik dan teori metakognisi
melahirkan prinsip reflection in action
yang sama saja dengan proses pembelajaran strategi kognitif.
3. Keunikan setiap
orang dalam mengolah informasi hingga pengambilan keputusan pasti berbeda-beda. Perbedaan itu
disebabkan oleh adanya faktor-faktor pendukung perkembangan kognitif setiap
orang, yaitu
kedewasaan (maturasi), pengalaman
fisik, pengalaman logika-matematik, transmisi sosial dan pengendalian diri (ekuilibrasi).
4. Menurut Jonassen, strategi kognitif
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu sbb:
a. Strategi Utama, terbagi dua jenis
yaitu:
1)
Strategi pemrosesan materi, terbagi 3 yaitu: strategi
mengulang (mengulang sederhana dan mengulang kompleks); strategi organisasi
(outlining, spatial, mnemonics); strategi elaborasi (pembuatan catatan, PQ4R,
bridging).
2)
Strategi kognitif aktif, seperti MURDER (Mood-Understand-Recall-Digest-Expand-Review)
dan SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review).
b.
Strategi Pendukung, meliputi strategi-strategi sistem
belajar, seperti penetapan tujuan, manajemen waktu, manajemen konsentrasi dan
tehnik-tehnik relaktasi serta strategi-strategi Metalearning.
Metalearning terbagi atas 5 kelompok
yaitu: strategi perencanaan, attending, encoding, review dan evaluasi.
5.
Fungsi
strategi kognitif antara lain: untuk menunjang individu untuk dapat berpikir
secara mandiri; membantu individu dalam memilih alternatif strategi pemecahan
masalah yang paling tepat diantara sekian banyak pilihan; memfasilitasi
transfer informasi
dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang; untuk menjadikan individu
menjadi individu yang kompeten.
6.
Strategi kognitif berperan dalam berbagai aspek, diantaranya
yaitu berperan dalam pembelajaran MTK dan dalam akselerasi pembelajaran. Selain
itu, strategi kognitif juga sangat berperan di lingkungan perguruan tinggi
yaitu bagi mahasiswa karena materi pembelajaran di dunia kampus membutuhkan
kemampuan berpikir mandiri dan strategi kognitif yang baik.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis kemukakan
kepada para pelajar setelah selesainya makalah ini, yaitu sbb:
1.
Sebagai
seorang pelajar, kita harus berkompeten di segala aspek baik dalam hal
keterampilan intelektual maupun strategi kognitif, motorik dan afektif.
2.
Sebagai
seorang pelajar, kita harus memiliki strategi belajar khusus yang memungkinkan
kita untuk mudah mengingat informasi-informasi yang telah kita peroleh.
3.
Sebagai
seorang pelajar, kita harus melatih diri untuk berpikir secara mandiri sehingga
mampu menyelesaikan sendiri tiap masalah yang dihadapi guna menjadi individu
yang kompeten.
4.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2013. “Makalah Cara atau Strategi Metode Pembelajaran Kognitif”. http://charis7512.blogspot.co.id/2013/05/makalah-cara-atau-strategi-metode.html/Diakses pada
Kamis, 22 September 2016 pukul 23:17.
Anonim.
2012. “Teori Belajar Kognitif dan Metakognitif”. http://sahabatidamanku.blogspot.co.id/2012/10/teori-belajar-kognitif-dan-metakognitif.html/Diakses
pada Kamis, 22 September 2016 pukul 23:35.
Anonim.
2013. “Pengertian Strategi Pembelajaran”. http://berlian90.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-strategi-pembelajaran.html/Diakses pada
Kamis, 22 September 2016 pukul 23:54.
Latifah,
Melly. 2010. “Strategi Kognitif (Cognitive Strategies)”. http://tumbuh-kembang-anak.blogspot.co.id/2010/03/strategi-kognitif-cognitive-strategies.html/Diakses
pada Kamis, 22 September 2016 pukul 22:10.
Mari Gabung sekarang juga di situs judi online terbaik dan terpercaya pilihan kami.
BalasHapusDijamin mudah menang. Klik link dibawah berikut :
Situs JurusQiu
Situs JurusQQ
Situs Maindomino99
Situs AhliQQ
Jadilah pemenang disitus judi online kami dan dapatkan bonus menarik dari situs judi online pilihan kami. Terima kasih :)